Thursday, August 20, 2009
Wisata Hati (3) : Makam Syekh Maulana Malik Ibrahim
Di Kota Gresik terdapat dua makam Wali Allah, yaitu makam Sunan Giri dan makam Syeh Maulana Malik Ibrahim. Menurut riwayat, Syeh Maulana Malik Ibrahim atau yang dikenal dengan Sunan Gresik merupakan wali yang paling terdahulu menyebarkan Agama Islam di Jawa Timur. Seperti yang ditulis oleh azzahraku.multiply.com, bahwa pada nisan Syeh Maulana Malik Ibrahim tertulis tahun wafat beliau yaitu 12 Rabiul Awwal 822 H atau 10 April 1419 M. Sedangkan Sunan Ampel diduga wafat setelahnya yaitu tahun 1467.
Dari lokasi makam Sunan Giri menuju makam Syeh Maulana Malik Ibrahim dapat ditempuh dengan angkot. Sewaktu kita keluar dari makam Sunan Giri sebenarnya banyak ojek dan dokar yang menawarkan untuk mengantar ke makam Syeh Maulana Malik Ibrahim, tentunya dengan tarif yang berbeda dibanding dengan angkot.
Makam Syeh Maulana Malik Ibrahim terletak di sebelah timur makam Sunan Giri. Jaraknya tidaklah terlalu jauh, kira-kira tidak sampai 5 km. Lokasi makam Syeh Maulana Malik Ibrahim terletak di tengah-tengah kota Gresik, bersebelahan dengan lokasi makam pahlawan. Sebelum memasuki lokasi makam, kita akan memasuki pasar souvenir dan jajanan seperti di lokasi makam Sunan Ampel dan Sunan Giri. Namun pasar di sini terlihat lebih kecil dan sedikit, dan areal makam pun juga lebih kecil, mungkin hanya puluhan makam saja yang ada.
Di lokasi makam terdapat Masjid Syeh Maulana Malik Ibrahim dan di sebelah utara masjid terdapat kubah atau cungkup yang merupakan kubah Syeh Maulana Malik Ibrahim. Ketika penulis memasuki kubah, ternyata sudah banyak peziarah yang berdoa dan bertahlil, yang rata-ata berkelompok atau rombongan. Penulis berupaya untuk mendapat posisi paling dekat dengan makam. Makam Syeh Maulana Malik Ibrahim dapat terlihat dengan jelas, terdapat tiga batu nisan yang berdampingan dan berada lebih rendah dari permukaaan tanah. Tidak jelas yang mana makam Syeh Maulana Malik Ibrahim, namun tentunya tiga makam ini merupakan makam Wali-wali Allah. Ketiga makam diberi pagar besi yang cukup tinggi. Setelah selesai bertahlil dan berdoa, penulis segera mengundurkan diri dan keluar dari kubah, untuk memberikan kesempatan kepada beberapa peziarah yang belum masuk ke dalam kubah.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
3 komentar:
munya aku ziarah jadi gaitnya lah ...
berziarah yaaa???? ada foto²nya ga??
@nizam : siap ja jadi gaitnya ... he he he mun maumpati bos ni nyaman ja
@nia : foto2nya lagi diaplod .. tunggu ja
Post a Comment