Thursday, June 24, 2010

Strategi Penerapan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal Pada SMP di Kabupaten Balangan

Oleh : Suprapto (2009)
Pascasarjana Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Abstrak
Dalam Rencana strategis Departemen Pendidikan Nasional tahun 2004-2009 disebutkan bahwa perluasan satuan pendidikan berbasis keunggulan lokal (PBKL) dilaksanakan oleh pemerintah daerah secara bertahap. Pada tahun 2009, setiap kabupaten diharapkan telah memiliki sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan yang melaksanakan PBKL pada setiap jenis, jenjang dan jalur pendidikan. PBKL di Kabupaten Balangan belum dilaksanakan semestinya pada jenjang SMP. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan arahan penyelenggaraan PBKL pada jenjang SMP. Agar arahan penerapan PBKL lebih baik, sebelumnya harus diidentifikasi sektor unggulan daerah dan kesiapan sekolah.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survai dengan pendekatan deskriptif. Metode analisis untuk mengidentifikasi sektor unggulan daerah adalah analisis LQ dan analisis kesesuaian lahan. Sedangkan untuk identifikasi kesiapan sekolah digunakan analisis evaluatif yaitu analisis tingkat layanan sarana standar, wilayah layanan dan indeks sentralitas. Analisis dengan matriks Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats (SWOT) untuk menentukan langkah penerapan PBKL pada jenjang SMP.
Dari hasil penelitian diketahui potensi unggulan di Kabupaten Balangan adalah sub sektor pertanian tanaman bahan makanan dan tanaman perkebunan dengan nilai LQ masing-masing 1,08 dan 1,20. Kedua sub sektor tersebut didukung oleh produksi beberapa komoditas dari tiap kecamatan. Komoditas unggulan dari Kecamatan Lampihong adalah padi sawah dan aren; dari Kecamatan Batumandi adalah padi sawah dan kopi; dari Kecamatan Awayan adalah kacang tanah dan kelapa; dari Kecamatan Tebing Tinggi adalah kacanag tanah dan kemiri; dari Kecamatan Paringin dan Paringin Selatan adalah jagung dan karet; Kecamatan Juai adalah ubi kayu dan aren sedangkan Kecamatan Halong adalah ubi kayu dan kopi. Komoditas yang menjadi sektor basis dan dapat dikembangkan, berbeda pada tiap kecamatan, sehingga penerapan PBKL di tiap kecamatan dapat berbeda. Penerapan PBKL pada SMP diperlukan kesiapan yang cukup dari beberapa aspek. Sekolah yang memiliki kesiapan tinggi untuk penerapan PBKL adalah SMPN 1 Paringin di Kecamatan Paringin Selatan, SMPN 1 Batumandi di Kecamatan Batumandi. Sekolah tersebut memiliki kesiapan tinggi pada aspek ketersediaan ruang kelas, wilayah pelayanan dan ketersediaan jumlah guru. Sedangkan guru muatan lokal bidang pertanian belum tersedia di Kecamatan Paringin, Kecamatan Awayan dan Kecamatan Halong. PBKL diharapkan dapat diterapkan pada SMP yang memiliki kesiapan cukup dengan langkah yang dilakukan yaitu penetapan kebijakan keunggulan lokal, menyusun kurikulum yang berisi keunggulan lokal; penyediaan sarana pembelajaran, pelatihan guru muatan lokal serta peningkatan kerjasama dengan masyarakat

Kata kunci: keunggulan lokal, kesiapan sekolah, strategi

Sunday, June 20, 2010

STRATEGI PENGEMBANGAN HUTAN KOTA SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI SMA DI KOTA BANJARBARU

Oleh : Imam Almadi (2009)
Pascasarjana Fakultas Teknik Universitas Braijaya

Abstrak
Banjarbaru sebagai salah satu kota kecil di Indonesia, memiliki hutan kota yang relatif lebih luas dibanding kota-kota yang sederajat di Kalimantan Selatan. Hutan kota adalah tumbuhan berkayu di wilayah perkotaan yang memberikan manfaat lingkungan yang sebesar- besarnya dalam kegunaan proteksi, estetika, rekreasi dan kegunaan khusus lainnya. Di dalam Peraturan Pemerintah No. 63 Tahun 2002 Tentang Hutan Kota Pasal 3 disebutkan bahwa fungsi hutan kota adalah: (1) memperbaiki dan menjaga iklim mikro dan nilai estetika; (2) meresapkan air; menciptakan keseimbangan dan keserasian lingkungan fisik kota; (4) mendukung pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia. Selanjutnya Pada Pasal 27 ayat (1) menyatakan bahwa Hutan kota dapat dimanfaatkan antara lain untuk keperluan pendidikan.
Penelitian ini bertujuan untukmengidentifikasi karakteristik hutan kota dan karakteristik pembelajaran biologi SMA di Kota Banjarbaru, mengetahui belum/telah berfungsi sebagai sumber belajar biologi SMA di Kota Banjarbaru dan mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhinya, dan menyusun strategi pengembangan hutan kota sebagai sumber belajar biologi SMA di Kota Banjarbaru.
Metode analisis dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis karakteristik hutan kota dan karakteristik pembelajaran biologi SMA, analisis evaluatif digunakan untuk menganalisis belum/telah berfungsinya hutan kota sebagai sumber belajar biologi SMA, analisis korelasi digunakan untuk mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi berfungsinya hutan kota sebagai sumber belajar biologi SMA, analisis IPA serta analisis SWOT IFAS/EFAS untuk menentukan strategi pengembangan hutan kota sebagai sumber belajar biologi SMA.
Hasil penelitian mendapatkan bahwa berdasarkan proses terbentuknya Hutan Mentaos 1 dan Mentaos 2 merupakan hutan buatan, berdasarkan bentuk yang dikaitkan dengan luas lahan adalah hutan kota berbentuk tegakan hutan kompak, berkaitan dengan tataguna lahannya adalah tipe rekreasi, berdasarkan strukturnya masuk dalam klasifikasi hutan kota berstruktur banyak, dan berdasarkan asal pohon termasuk dalam klasifikasi exote yaitu pohon didatangkan dari luar.
Hasil penelitian mendapatkan bahwa guru- guru biologi SMA di Kota Banjarbaru yang selalu membuat Silabus dan RPP adalah sebesar 62,5% , selalu membuat LKS 25%, sering membuat bahan ajar berbasis TIK 37,5%, selalu mengaplikasikan silabus 75%, selalu mengaplikasikan RPP 62,5%, sering mengaplikasikan bahan ajar berbasis TIK 37,5%, sering menggunakan laboraturium biologi 75%, sering menggunakan LKS 75%, sering menggunakan metode pembelajaran di luar kelas 25% dan telah menggunakan hutan kota sebagai sumber belajar adalah sebesar 50% dengan kategori kadang- kadang.
Berdasarkan hasil analisis IPA, analisis SWOT dan IFAS EFAS dapat diketahui bahwa posisi strategi pengembangan hutan kota sebagai sumber belajar biologi SMA di Kota Banjarbaru berada pada posisi Agressive Maintenance Strategy dimana pengelola objek melaksanakan pengembangan secara aktif dan agresif. Strategi yang dapat dilakukan untuk memberikan solusi terhadap berbagai kelemahan dan ancaman hutan kota sebagai sumber belajar biologi SMA di Kota Banjarbaru melalui rezonasi hutan kota secara terpadu.

Kata kunci: hutan kota, sumber belajar biologi
 

Blogger news

Mobile Edition
By Blogger Touch