Oleh : Ibnu Yusa
Pascasarjana Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Kebijakan strategis terkait dengan pemerataan dan perluasan akses pendidikan adalah memperluas akses terhadap pendidikan SMK sesuai dengan kebutuhan dan keunggulan lokal. Dengan demikian kebijakan pokok pembangunan pendidikan nasional lebih ditekankan pada perluasan akses SMK dari pada SMA. Arah kebijakan ini adalah untuk mencapai komposisi jumlah murid SMK dengan jumlah murid SMA dengan perbandingan 70 % : 30 %. Perluasan SMK ini dilaksanakan melalui penambahan program pendidikan kejuruan yang lebih fleksibel sesuai tuntutan pasar kerja yang berkembang.
Tujuan Penelitian ini, untuk mendiskripsikan sektor yang menjadi potensi unggulan daerah di Kota Banjarbaru, untuk menganalisis Program Keahlian SMK yang sesuai dengan potensi unggulan daerah di Kota Banjarbaru, dan menentukan prioritas terhadap pengembangan Program Keahlian SMK yang sesuai dengan potensi unggulan daerah di Kota Banjarbaru.
Metode yang digunakan dalam proses analisis data adalah, dengan cara dokumentasi tentang Program Keahlian dari tujuh SMK di Kota Banjarbaru, dianalisis secara deskriptif. Untuk mengetahui potensi unggulan daerah, digunakan analisis LQ (Location Qoutien) PDRB daerah Kota Banjarbaru terhadap PDRB Propinsi Kalimantan Selatan. Selain itu juga analisis pertumbuhan ekonomi. Untuk mengetahui Program Keahlian SMK yang sesuai dengan potensi unggulan daerah digunakan analisis chek list berskala. Untuk menentukan prioritas terhadap pengembangan Program Keahlian yang sesuai dengan potensi unggulan daerah di Kota Banjarbaru, digunakan analisis IPA (Importance Performance Analysis).
Dari perhitungan LQ lima tahun series atas sembilan lapangan usaha, menunjukkan bahwa ada enam lapangan usaha yang merupakan sektor basis (unggulan) dan tiga lapangan usaha yang non basis.
Dari 18 Program Keahlian SMK yang ada, 16 diantaranya mendapatkan Chek List, ini berarti bahwa 16 Program Keahlian tersebut memang telah sesuai dengan potensi unggulan daerah Kota Banjarbaru. Selanjutnya dari 16 Program Keahlian tersebut dipilih satu Program Keahlian yang memiliki tingkat kesesuaian paling tinggi dengan potensi unggulan daerah untuk di analisis prioritas pengembangannya. Dari perhitungan skala tingkat kesesuaian, diketahui bahwa Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton memperoleh angka tertinggi dibandingkan dengan Program Keahlian yang lain.
Dari 10 variabel yang dianalisis untuk kemungkinan pengembangan Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton, diketahui ada tiga variabel yang merupakan prioritas utama untuk dikembangkan/dibenahi, karena ketiga variabel tersebut oleh stakeholder dianggap sangat penting, namun pelaksanaannya belum memuaskan. Tiga variabel tersebut adalah: Pengadaan Ruang Kelas Baru (RKB), Pengadaan Perpustakaan dan Beasiswa untuk siswa kurang mampu.
Kata Kunci : Program Keahlian SMK, Potensi Unggulan Daerah.
Showing posts with label keunggulan lokal. Show all posts
Showing posts with label keunggulan lokal. Show all posts
Thursday, September 30, 2010
Saturday, July 24, 2010
PEMBELAJARAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL UNTUK SLTA DI KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN
Oleh : Herlina Maulidah (2009)
Pascasarjana Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Kata kunci : keunggulan lokal dan SLTA.
Pascasarjana Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Abstrak
Tujuan penelitian adalah menganalisis karakteristik potensi sektor pertanian tanaman bahan pangan dan karakteristik sekolah tingkat SLTA, menganalisis dan menentukan komoditi tanaman bahan pangan unggulan lokal apa yang bisa digunakan sebagai pembelajaran untuk SLTA di Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Metode yang dipergunakan adalah Location Quotient (LQ) dan kemampuan lahan. Selain itu juga dipergunakan analisis skalogram, pola permukiman, sentralis, jarak terdekat, dan isoline. Setelah itu, overlay hasil dari analisis karakteristik potensi pertanian tanaman bahan pangan dan karakteristik sekolah tersebut serta Importance Performance Analysis (IPA). Hasil studi adalah bahwa tanaman bahan pangan berpotensi untuk dilakukan ekspor. Lahannya cocok untuk pertanian tanaman pangan tersebut. Indeks fungsi pola permukiman dan sentralitas tertinggi berada di Kecamatan Kandangan. Di Kecamatan Kalumpang dan Telaga Langsat tidak terdapat SLTA, maka kesempatan terdekat yaitu di Kecamatan Simpur dan Angkinang. Isoline SLTA meliputi hampir semua wilayah kabupaten. Komoditi tanaman bahan pangan unggulan lokal yang bisa digunakan sebagai pembelajaran di setiap SLTA adalah padi, palawija atau padi-palawija. Variabel penataan proses pembelajaran muatan lokal, penataan kerjasama dengan instansi/pihak terkait, dan penambahan pelajaran kewirausahaan merupakan prioritas utama untuk dibenahi dalam usaha pengembangan materi keunggulan lokal (pertanian tanaman pangan) pada SLTA di Kabupaten Hulu Sungai Selatan.Kata kunci : keunggulan lokal dan SLTA.
Thursday, June 24, 2010
Strategi Penerapan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal Pada SMP di Kabupaten Balangan
Oleh : Suprapto (2009)
Pascasarjana Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survai dengan pendekatan deskriptif. Metode analisis untuk mengidentifikasi sektor unggulan daerah adalah analisis LQ dan analisis kesesuaian lahan. Sedangkan untuk identifikasi kesiapan sekolah digunakan analisis evaluatif yaitu analisis tingkat layanan sarana standar, wilayah layanan dan indeks sentralitas. Analisis dengan matriks Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats (SWOT) untuk menentukan langkah penerapan PBKL pada jenjang SMP.
Dari hasil penelitian diketahui potensi unggulan di Kabupaten Balangan adalah sub sektor pertanian tanaman bahan makanan dan tanaman perkebunan dengan nilai LQ masing-masing 1,08 dan 1,20. Kedua sub sektor tersebut didukung oleh produksi beberapa komoditas dari tiap kecamatan. Komoditas unggulan dari Kecamatan Lampihong adalah padi sawah dan aren; dari Kecamatan Batumandi adalah padi sawah dan kopi; dari Kecamatan Awayan adalah kacang tanah dan kelapa; dari Kecamatan Tebing Tinggi adalah kacanag tanah dan kemiri; dari Kecamatan Paringin dan Paringin Selatan adalah jagung dan karet; Kecamatan Juai adalah ubi kayu dan aren sedangkan Kecamatan Halong adalah ubi kayu dan kopi. Komoditas yang menjadi sektor basis dan dapat dikembangkan, berbeda pada tiap kecamatan, sehingga penerapan PBKL di tiap kecamatan dapat berbeda. Penerapan PBKL pada SMP diperlukan kesiapan yang cukup dari beberapa aspek. Sekolah yang memiliki kesiapan tinggi untuk penerapan PBKL adalah SMPN 1 Paringin di Kecamatan Paringin Selatan, SMPN 1 Batumandi di Kecamatan Batumandi. Sekolah tersebut memiliki kesiapan tinggi pada aspek ketersediaan ruang kelas, wilayah pelayanan dan ketersediaan jumlah guru. Sedangkan guru muatan lokal bidang pertanian belum tersedia di Kecamatan Paringin, Kecamatan Awayan dan Kecamatan Halong. PBKL diharapkan dapat diterapkan pada SMP yang memiliki kesiapan cukup dengan langkah yang dilakukan yaitu penetapan kebijakan keunggulan lokal, menyusun kurikulum yang berisi keunggulan lokal; penyediaan sarana pembelajaran, pelatihan guru muatan lokal serta peningkatan kerjasama dengan masyarakat
Kata kunci: keunggulan lokal, kesiapan sekolah, strategi
Pascasarjana Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Abstrak
Dalam Rencana strategis Departemen Pendidikan Nasional tahun 2004-2009 disebutkan bahwa perluasan satuan pendidikan berbasis keunggulan lokal (PBKL) dilaksanakan oleh pemerintah daerah secara bertahap. Pada tahun 2009, setiap kabupaten diharapkan telah memiliki sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan yang melaksanakan PBKL pada setiap jenis, jenjang dan jalur pendidikan. PBKL di Kabupaten Balangan belum dilaksanakan semestinya pada jenjang SMP. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan arahan penyelenggaraan PBKL pada jenjang SMP. Agar arahan penerapan PBKL lebih baik, sebelumnya harus diidentifikasi sektor unggulan daerah dan kesiapan sekolah.Metode penelitian yang digunakan adalah metode survai dengan pendekatan deskriptif. Metode analisis untuk mengidentifikasi sektor unggulan daerah adalah analisis LQ dan analisis kesesuaian lahan. Sedangkan untuk identifikasi kesiapan sekolah digunakan analisis evaluatif yaitu analisis tingkat layanan sarana standar, wilayah layanan dan indeks sentralitas. Analisis dengan matriks Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats (SWOT) untuk menentukan langkah penerapan PBKL pada jenjang SMP.
Dari hasil penelitian diketahui potensi unggulan di Kabupaten Balangan adalah sub sektor pertanian tanaman bahan makanan dan tanaman perkebunan dengan nilai LQ masing-masing 1,08 dan 1,20. Kedua sub sektor tersebut didukung oleh produksi beberapa komoditas dari tiap kecamatan. Komoditas unggulan dari Kecamatan Lampihong adalah padi sawah dan aren; dari Kecamatan Batumandi adalah padi sawah dan kopi; dari Kecamatan Awayan adalah kacang tanah dan kelapa; dari Kecamatan Tebing Tinggi adalah kacanag tanah dan kemiri; dari Kecamatan Paringin dan Paringin Selatan adalah jagung dan karet; Kecamatan Juai adalah ubi kayu dan aren sedangkan Kecamatan Halong adalah ubi kayu dan kopi. Komoditas yang menjadi sektor basis dan dapat dikembangkan, berbeda pada tiap kecamatan, sehingga penerapan PBKL di tiap kecamatan dapat berbeda. Penerapan PBKL pada SMP diperlukan kesiapan yang cukup dari beberapa aspek. Sekolah yang memiliki kesiapan tinggi untuk penerapan PBKL adalah SMPN 1 Paringin di Kecamatan Paringin Selatan, SMPN 1 Batumandi di Kecamatan Batumandi. Sekolah tersebut memiliki kesiapan tinggi pada aspek ketersediaan ruang kelas, wilayah pelayanan dan ketersediaan jumlah guru. Sedangkan guru muatan lokal bidang pertanian belum tersedia di Kecamatan Paringin, Kecamatan Awayan dan Kecamatan Halong. PBKL diharapkan dapat diterapkan pada SMP yang memiliki kesiapan cukup dengan langkah yang dilakukan yaitu penetapan kebijakan keunggulan lokal, menyusun kurikulum yang berisi keunggulan lokal; penyediaan sarana pembelajaran, pelatihan guru muatan lokal serta peningkatan kerjasama dengan masyarakat
Kata kunci: keunggulan lokal, kesiapan sekolah, strategi
Subscribe to:
Posts (Atom)