Hutan kota yang dimaksud dalam studi ini adalah Hutan Mentaos 1 yang memiliki luas 22.111 m2 (2,2111 hektar) dan Hutan Mentaos 2 dengan luas 231.473 m2 (23,1473 hektar). Luas ini sesuai dengan Pasal 8 ayat (2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 63 Tentang Hutan Kota yang menyatakan luas hutan kota dalam satu hamparan yang kompak paling sedikit 0,25 (dua puluh lima perseratus) hektar. Berdasarkan proses terbentuknya Hutan Mentaos 1 dan Hutan Mentaos 2 merupakan hutan buatan, hal ini ditandai dengan dominasi pohon pinus yang memiliki umur yang sama. Hutan kota buatan biasanya memiliki umur dan jenis yang sama (Fandelli dk, 2004). Berdasarkan bentuk yang dikaitkan dengan luas lahan Hutan Mentaos 1 dan Hutan Mentaos 2 adalah hutan kota berbentuk tegakan hutan kompak yang ditandai dengan luas lahan pada kategori sedang hingga luas. Tipe hutan kota bergantung pada tata guna lahan tempat hutan kota berada. Berkaitan dengan tataguna lahannya hutan dalam studi ini adalah tipe rekreasi . Berdasarkan strukturnya Hutan Mentaos 1 dan Hutan Mentaos 2 masuk dalam klasifikasi hutan kota berstruktur banyak, hal ini ditandai selain terdiri atas pepohonan dan rumput juga terdapat semak, terna, liana, epifit, ditumbuhi banyak anakan dan penutup tanah, jarak tanam rapat tidak beraturan, dengan strata dan komposisi mengarah meniru komunitas tumbuh- tumbuhan hutan alam. (Irwan, 1998). Berdasarkan asal pohon yang mendominasi hutan kota dalam studi ini termasuk dalam klasifikasi exote, yaitu pohon didatangkan dari luar. Pohon pinus merupakan tumbuhan yang berasal dari daerah subtropis. Pada mulanya Hutan Mentaos 1 maupun Hutan Mentaos 2 merupakan tanah negara yang digunakan untuk Kwerkery (persemaian). Berdasarkan komposisi jenis pohon pada mulanya hanya tersusun oleh satu jenis pohon saja, yaitu pinus. Pada perkembangannya jenis tanaman bertambah, menurut penuturan warga setempat hal ini akibat persebaran tanaman dari luar hutan kota yang dibawa oleh berbagai binatang melata semisal musang dan burung dan juga terbawa oleh manusia melalui pembuangan sampah dan pananaman dengan sengaja oleh dinas kehutanan. Terdapat flora yang merupakan tumbuhan asli daerah dan merupakan tumbuhan obat yang populer, yaitu pasak bumi. Dengan demikian hutan kota dalam studi ini dapat dipergunakan sebagai suatu langkah dalam upaya konservasi flora (ex situ conversation). Sampai dengan studi ini dilakukan terdapat lebih dari 119 jenis tanaman ada di dalam Hutan Mentaos I dan Hutan Mentaos 2.
Semakin beragamnya jenis tanaman dan bertambah rimbunnya pepohonan menyebabkan datangnya berbagai binatang baik untuk mencari makan, berlindung, maupun untuk berkembangbiak. Tercatat lebih dari 33 binatang yang berada di Hutan Mentaos 1 maupun Hutan Mentaos 2.
Penulis : Imam Almadi, 2009
Guru SMAN 1 Banjarbaru
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment